Stygiophilia & Coprophilia, Perangsang Nafsu Birahi oleh Neraka dan Tinja
Tahu Gilang Bungkus yang sempat ramai dibicarakan pada tahun 2020 silam? Seorang predator gila yang melakukan pelecehan seksual demi memenuhi nafsu pribadinya melalui kain jarik yang digunakan untuk membungkus orang. Atau kasus foto kaus kaki dengan dalih membersihkan guna-guna padahal untuk kepuasan semata? Atau kasus mata diperban dan modus mukena online? Oleh karena kasus-kasus yang menggemparkan dunia maya ini, istilah ‘fetish’ kemudian mulai dikenal dan banyak dibicarakan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan yang diunggah oleh Lembaga Mahasiswa Psikologi UGM pada tahun 2021, fetish merupakan salah satu bentuk gangguan dan atau kelainan kesehatan seksual yang terjadi ketika penderita tertarik kepada benda mati atau bagian tubuh tertentu untuk memuaskan hasrat seksualnya. Gangguan fetish dapat diidentifikasi sebagai sebuah fantasi seksual, dorongan seksual, dan perilaku seksual yang mengakibatkan gangguan pada kehidupan seseorang, baik sosial, pekerjaan, maupun yang lainnya. Memiliki ketertarikan terhadap suatu objek merupakan hal wajar jika memang dapat terkendali. Obsesi ini menjadi berbahaya apabila mengganggu kehidupan sehari-hari dan orang lain yang bahkan memungkinkan terjadinya kekerasan seksual.
Di zaman yang semakin edan ini, jenis fetish pun kian beragam dan bermunculan. Kalau Gilang bungkus memiliki fetish terhadap kain jarik, orang dengan stygiophilia dan coprophilia lain cerita. Keduanya merupakan fetish-fetish tidak biasa yang diketahui hingga sekarang. Stygiophilia merupakan kondisi ketika seseorang akan terangsang gairah seksualnya akibat neraka, termasuk siksaan api neraka dan pencabut nyawa. Sementara itu, coprophilia adalah fetish di mana seseorang meraih kepuasan seksual dengan feses atau tinja (tahi lebih mudahnya).
Aneh tapi tidak aneh! Aneh karena penyebabnya tidak masuk di akal, tidak aneh karena ini penyimpangan. Rasanya jauh sekali dari nalar manusia, bisa-bisanya nafsu birahi dapat terangsang karena neraka atau tinja. Semakin tidak bisa lagi jika ingin menyalahkan korban dalam tindak kekerasan seksual, toh fetish-fetish gila ini saja ternyata ada di dunia.