Senja Curian Sukab telah Ku Lepas, selayaknya Alina

Selma R. Azizah
1 min readAug 27, 2024

--

Ah, harusnya dulu aku tidak usah belaga berbeda dengan Alina. Harusnya dulu aku berhenti sejenak untuk menjadi waras, bukannya malah berteriak memamerkan senja dari sukab dengan suara yang keras. Sekarang aku terdiam sendirian, membayangkan bagaimana jika dulu alina tidak kenal sukab. Mungkin, hanya mungkin, ak — alina tidak perlu terbujuk rayu, tidak perlu termenung rindu.

Aku mulai menapaki seluruh indra, meraba barangkali ada yang tersisa. Nakal, cahaya dari senja curian Sukab ternyata yang masih tersisa, tersirat di sepanjang pesisir pantai. Aku melihatnya semakin samar, garis-garis oranye yang memburat itu tertutupi pasir putih kehitaman. Tak ayal cahayanya masih ada, paling tidak butuh beberapa saat untuk hilang menunggu malam.

Hingga sampailah aku di persimpangan, sejenak kesal sejenak ingin kembali pulang sejenak membayangkan skenario paling menyenangkan, aku adalah orang paling bimbang di tengah jalan. Ah sial, apa yang dicuri Sukab tetap harus aku lepas. Biarlah penyesalan aku urus belakangan.

Silakan baca ceritaku yang berjudul Melipat Surat Cinta untuk tahu kisah sebelumnya.

--

--

No responses yet