Para Pembohong Handal

Selma R. Azizah
2 min readMar 14, 2023

--

Banyak tulisan di beranda Mediumku yang menceritakan kegilaan. Orang-orang di sekitar juga menyatakan kegilaan. Penduduk dunia maya tak kalah saing membicarakan kegilaan. Entah karena semrawutnya dunia perkuliahan, goyahnya keutuhan keluarga, sibuknya pekerjaan, suramnya kisah romansa, atau alasan-alasan lain yang banyak ragamnya. Semua orang telah menjadi gila! Orang gila kalian semua!

Kalau saja ku cabut satu per satu anak rambut yang menutup kepala, mungkin aku bisa melihat bagaimana ruwetnya setiap dari kalian. Belum lagi bila ku gali semua isi hati, mungkin aku bisa melihat kegelapan yang sengaja diselimuti. Kemarahan, kegelisahan, kesedihan, keraguan, dan segala perasaan turut disembunyikan. Lalu muncul di permukaan sebagai seseorang yang berbeda personality dan kerjanya hanya ketawa-ketiwi. Berlagak macam orang paling happy. Lalu persepsi terbentuk bahwa kebahagiaan hanya milik orang lain dan sulit sekali merasakannya sendiri. Apa jadinya jika semua orang berpikir demikian? Maka tiada seorang pun yang benar-benar menyatakan kebenaran atas perasaan.

Teringat lagi apa yang Bapak bilang,

“Kesenangan itu biasanya cuma diliat pada diri orang lain, sedangkan kesedihan dan kesusahan pada diri sendiri, padahal semuanya kebagian dan ada porsinya masing-masing”

Memang benar Bapak bilang begitu, tapi nyatanya hingga sekarang beliau masih menjadi bagian dari kita, manusia-manusia yang merasa berdosa jika perasaannya terekspos secara cuma-cuma. Padahal jika dipikir kembali, apa salahnya? Bukannya pengekspresian adalah sebuah kebutuhan? Buruknya jika sudah mencapai puncak, meledaklah sudah semua isi hati dan pikiran. Selagi tidak merugikan orang, kenapa harus kelimpungan menyimpannya dalam-dalam. Menulis begini bukan berarti aku tidak berperilaku demikian, justru ini datang karena kerisauan.

Aku ingin bertransaksi dengan dunia. Setidaknya akan aku lakukan proses tawar menawar agar kekonyolan ini segera mencapai kedaluwarsanya. Kamu, aku, kita telah terbelenggu oleh jahatnya peraturan duniawi. Aturan tidak tahu diri yang menggerogoti setiap inchi makhluk bumi. Semua orang menjadi pembohong paling ahli dan pengubur perasaan sendiri.

--

--

Responses (1)