Mencintaimu adalah Ide Buruk

Selma R. Azizah
2 min readMar 26, 2023

--

Lima belas menit lagi, lima belas menit lagi, lima belas menit lagi aku akan bertemu denganmu. Ku tengok sekali lagi pantulan rupaku di kaca paling dekat. Sudah, cukup rapi dan cantik (setidaknya berdasarkan standar pribadiku). Menghentakkan kaki kanan dengan cepat, menggigit kuku panjang yang untuk memotongnya aku belum sempat, menengok ke arah jalanan khawatir kamu salah alamat, melihat kembali isi tas yang cukup berat, aku menantimu dengan sangat.

Salahmu juga, kenapa bilang secara mendadak. Kondisiku hari ini begitu urakan tak karuan. Malas saja rasanya untuk berkegiatan. Saat mendapat pesan darimu, rasanya panik sekali, aku tidak ingin kamu melihatku seperti ini. Segeralah aku mencari-cari pakaian ganti dan mandi. Oh, perlukah aku memoles sedikit wajahku ini? Seperti biasanya saja mungkin ya, sebatas lipstik tipis-tipis dan rona merah muda di pipi. Jangan sampai terlihat terlalu berdandan, aku tidak mau kamu berpikir kalau aku sangat mempersiapkan.

Akhirnya motormu terlihat dari kejauhan. Tunggu, jangan langsung pergi ke depan sampai kamu mengabari “Aku sudah sampai”. Lalu aku kembali masuk kamar, mana tahu penantianku terlihat dari luar. Ting! Ponselku berbunyi. Aku membalas pesanmu sebelum ke luar menghampiri, “Oke”. Sok cuek sekali aku. Masa bodo lah, jangan sampai aku terkesan terlalu bersemangat. Sekali lagi, izinkan aku bercermin lagi. Ku tarik napas dalam-dalam, baiklah saatnya menipu diri.

Sialan, kenapa kamu datang dengan senyum paling manismu itu. Hampir goyah segala penyamaran, untung saja aku ini sudah handal. Basa basi tanpa cepika cepiki, aku naik dan duduk di jok belakang. Santai saja, tidak apa-apa diam, tidak perlu memaksa obrolan. Tolong jaga pandangan untuk melihat sekeliling saja, jangan sampai melihat ke spion kiri atau kanan, jangan sampai bertatapan atau gagal sudah yang direncanakan.

Mencintaimu adalah ide buruk. Banyak hal pada angan yang ingin diwujudkan, tapi nyatanya, sulit sekali untuk tidak berkata jangan. Larangan-larangan itu muncul dengan tidak sopan dan entah dari mana asal muasalnya. Aku tidak bisa menjadi ruai untuk bertindak tutur yang sesuai. Pun, aku tidak lihai dalam percintaan. Mencintaimu memang ide buruk, namun rasanya tidak benar jika aku langak-lunguk.

--

--

Responses (1)