Bapak
Banyak dari tulisanku yang membawa perkataan beliau, entah itu nasihat untukku atau sekadar celetukan yang sudah tidak diingat. Beliau bisa berganti-ganti peran untuk menjadi teman mengobrol. Seorang Bapak, seorang ulama, seorang pekerja, seorang komedian, seorang seniman, dan seorang anak yang orang tuanya bercerai. Hatinya sangat lembut, orangnya begitu peka. Bayangkan, aku hanya menghela napas berat tanpa mengatakan sepatah kata pun beliau langsung bertanya,
“Kenapa Neng Éma sayang?”
Tingkahnya banyak yang mengundang gelak tawa. Ekspresi wajahnya juga bisa dibilang lebay, apalagi kalau soal me-review makanan. Pernah suatu hari Bapak tiba-tiba membuat panggilan video hanya untuk menceritakan pengalaman vaksin ketiganya. Saat aku berulang tahun kemarin, Bapak mengirimkan sebuah foto kue dengan hiasan spiderman diatasnya dengan tiba-tiba. Katanya, biar aku lebih kuat, lebih semangat, dan tak pantang mundur. Beliau juga senang mempertanyakan hal yang tidak disangka, misalnya saat sehabis makan malam dengan menu udang, beliau masuk ke kamarku dan bertanya,
“Orang bodoh kok disebut otak udang ya?”
Rasa penasaranku jadi ikut terpancing, segeralah aku menulis “kenapa orang bodoh disebut otak udang” di kolom pencarian. Akhirnya, kami malah membicarakan udang sampai hampir tengah malam. Bapak juga orang yang manis. Sering sekali, dalam keadaan setengah sadar di sepertiga malam, dengan peci yang sudah dipakainya, kepalaku di elus dan didoakan. Maka aku berpura-pura untuk terus terlelap, berharap doanya semakin gemerlap. Dan besok sudah masuk bulan Ramadhan, tidak sabar aku mengetes hapalan Qur’annya sebelum menjadi imam.
Bapak tidak sempurna, tapi sungguh lelah aku jika harus menghitung segala kebaikannya dan pengorbanannya.
Bapak tidak sempurna, tapi sungguh berterima kasih aku kepada tuhan atas kehadirannya.
Bapak tidak sempurna, tapi sungguh berbunga hatiku bila dipanggil sayang olehnya.
Bapak tidak sempurna, tapi sungguh merekah senyumku mendengar leluconnya.
Bapak tidak sempurna, tapi sungguh aku menyayanginya.
