Aku Sayang Kamu

Selma R. Azizah
2 min readMar 16, 2023

--

Sejak dahulu, kalimat ‘aku sayang kamu’ tidak pernah mengudara dengan lugas dan bebas. Kultur lama yang menahanku untuk mewujudkan itu. Mama dan Bapak hanya akan menciumiku atau memelukku tanpa keluar kata-kata yang menyangjung. Tidak masalah sebenarnya, hanya saja kasih sayang menjadi samar jika aku tidak melihatnya benar-benar. Tetap terasa, namun tidak terucap. Butuh waktu 18 tahun untuk aku berani memanggil keduanya dengan tambahan embel-embel ‘sayang’, pun dengan kedua Kakak. Lalu, 5 Januari 2023. Momen yang tidak akan aku biarkan pergi dari ingatan. Untuk pertama kalinya, aku berpelukkan dengan Aa dalam waktu yang lama. Untuk pertama kalinya, Teteh mengelus kepala sambil berkata ‘Adikku sayang’. Untuk pertama kalinya, balutan kasih sayang begitu terasa padahal kalimat itu tidak mengudara.

Bukan hanya di lingkungan keluarga, melainkan juga teman dan asmara. Kesulitanku ini sekarang masih sama, meskipun sedikit berbeda. Sayangku, cintaku, duniaku, sudah biasa terucap. Namun tetap, ‘aku sayang kamu’ belum bisa aku jadikan lumrah. Sebagai gantinya, aku melontarkan kalimat-kalimat yang mengindikasikan hal demikian. Pembelaanku, bahwa ini adalah hanya perihal perbedaan cara.

“Kalau ada apa-apa bilang saja ya”

“Kenapa? ada yang bisa aku bantu?”

“Bagaimana keadaanmu sekarang?”

“Bisa, aku bisa mengantarmu”

“Tenang saja, aku siap mendengarkan”

“Bagaimana cerita kemarin, masih ada lanjutan?”

“Semuanya sudah aman?”

“Kamu baik-baik saja?”

dan yang lainnya.

Semisal mereka tidak merasa kalau ini caraku mengungkapkan kasih sayang, tidak apa-apa, toh aku juga dulu berbuat demikian. Lagian, tujuanku kan bukan untuk mendapat pengakuan. Aku hanya menikmati bagaimana caraku ini bisa mambawa kebahagiaan, utamanya untuk aku seorang.

Dalam pandanganku, pengungkapan ini tidak selamanya berbentuk verbal, tetapi juga non-verbal, sebagaimana yang Mama Bapak lakukan. Hanya saja, bagi sebagian orang, ketegasan dan kejelasan lebih diperlukan. Buram, mereka tidak menyukainya. Makanya, demi mempertahankan hubungan, khususnya asmara, menurutku penting untuk tahu apa yang diinginkan (Duh, aku macam pernah saja menjalin hubungan, jadi jangan terlalu dipercaya, ya).

--

--

No responses yet